![]() |
Bupati Dan Zulhas Saat Acara Pembukaan Jambore Penyuluh Pertanian |
Kuningan - RIN
“Jambore ini adalah kesempatan bagi kita untuk membangun kolaborasi antara petani, penyuluh, akademisi, dan pemerintah daerah dalam mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern,”
Demikian dikatan Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rahmat Yanuar, MSi, dalam pidato sambutan pada acara pembukaannJambore Penyuluh Pertanian Se-Jawa Barat Tahun 2025 resmi digelar di Kebun Raya Kuningan, Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Selasa (29/04/2025).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Panitia Jambore Penyuluh Jawa Barat DPW PERHIPTANI – IAEA Provinsi Jawa Barat, dan dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pangan, Dr. Zulkifli Hasan.
Tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut, Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., Wakil Bupati Kuningan, Hj. Tuti Andriani, S.H., M.Kn, Forkopimda Kuningan, Anggota DPR RI, DPRD Provinsi, serta DPRD Kabupaten Kuningan, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Ir. Dadan Hidayat, M.Si, Pj Sekda Kuningan, Beni Prihayatno, S.Sos., M.Si, , Ketua TP PKK Kabupaten Kuningan, Hj. Ela Helayati, S.Sos, , Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si, dan para ketua DPD PERHIPTANI kabupaten/kota se-Jawa Barat.
Dalam sambutannya, Bupati Dian menyampaikan rasa syukur atas kehadiran para tamu undangan dan peserta. Ia menekankan pentingnya acara ini sebagai momentum untuk mempererat silaturahmi, berbagi ilmu, dan memperkenalkan inovasi teknologi dalam sektor pertanian
Bupati Dian juga mengungkapkan bahwa pertanian bukan hanya sekadar aktivitas ekonomi, melainkan merupakan nafas kehidupan. Ia menekankan pentingnya ketahanan pangan dan aksesibilitas pangan bagi masyarakat.
“Setiap butir padi yang kita tanam adalah bagian dari perjuangan kita untuk memastikan ketersediaan pangan yang stabil,” tambah Dian.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati memaparkan data pertanian di daerahnya, yang menunjukkan luas baku sawah lebih dari 26.000 hektare dan surplus produksi beras mencapai 93.000 ton. Selain itu, berbagai program unggulan telah dijalankan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, seperti program bank pupuk, gerakan pangan murah, hingga optimalisasi lahan pekarangan melalui urban farming.
Bupati Dian berharap, dengan berbagai upaya tersebut, kesejahteraan petani dapat terus meningkat dan ketahanan pangan daerah tetap terjaga.
Sebagai bentuk apresiasi atas komitmennya dalam mendukung program penyuluhan dan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Kuningan, pada kesempatan itu Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, dianugerahi penghargaan sebagai Bupati Peduli Penyuluh Pertanian dan Pertanian Berkelanjutan.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua DPW PERHIPTANI Jawa Barat, sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi Bupati dalam mengembangkan sektor pertanian dan memperkuat peran penyuluh di Kabupaten Kuningan.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Dr. Zulkifli Hasan, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran penyuluh pertanian sebagai ujung tombak dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Ia juga menyampaikan laporan capaian langkah strategis yang telah dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Pangan dalam enam bulan terakhir.
“Saya laporkan, impor beras tahun lalu mencapai 3,6 juta ton. Tahun ini, per April, stok beras kita sudah di atas 3 juta ton. Insya Allah, target kita di 2026 tidak impor beras lagi,” tegasnya.
Selain itu, harga gabah juga telah ditetapkan melalui Inpres menjadi minimal Rp 6.500 per kilogram di tingkat petani, guna memastikan petani mendapatkan keuntungan dan terhindar dari kendali tengkulak. Untuk komoditas jagung, meskipun harga belum merata di Rp 5.500 per kilogram, pemerintah akan mendorong stabilisasi harga melalui penambahan gudang dan pembangunan lumbung jagung nasional.
Menko Pangan juga menegaskan bahwa program perbaikan irigasi menjadi prioritas nasional tahun ini.
“Saya titip ke Pak Bupati, Pak Kadis Pertanian, tolong perhatikan ini. Karena kunci suasembada pangan itu selain pupuk tersedia, penyuluh aktif, juga irigasi harus baik,” pesannya.
Lebih jauh, Zulkifli Hasan menegaskan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, sektor pertanian menjadi salah satu prioritas utama pemerintah.
“Presiden Prabowo sudah tegaskan bahwa pangan adalah soal hidup-mati bangsa. Kita harus swasembada beras, jagung, kedelai, dan pangan strategis lainnya. Itu sebabnya, seluruh kementerian, pemda, dan penyuluh harus satu barisan. Jangan ada yang jalan sendiri-sendiri,” tandasnya.
Jambore Penyuluh Pertanian Se-Jawa Barat 2025 diharapkan dapat menjadi ajang produktif bagi para penyuluh dan petani untuk saling bertukar pengalaman, belajar teknologi baru, serta memperkuat jaringan kerjasama yang solid. Dengan semangat kebersamaan dan inovasi, sektor pertanian di Jawa Barat diyakini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan pangan nasional. Adapun jumlah peserta pada hari ini mencapai seribu peserta, yang berasal dari para penyuluh pertanian di 27 Kabupaten/Kota se-Jawa Barat.
Lebih dari sekadar pertemuan rutin, acara ini juga menjadi wahana strategis untuk membangun sinergi antar penyuluh se-Jawa Barat. Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir berbagai rekomendasi program berbasis kebutuhan petani di lapangan yang aplikatif dan berdampak langsung terhadap peningkatan produksi, efisiensi usaha tani, serta pelestarian lingkungan.
(Wawan/Full).