![]() |
Pihak Sekolah Minta Maaf Kepada Korban |
Idramayu - RIN
Gara gara tak mampu bayar LKS 120rb, seorang siswi dibully oleh seorang guru. Kasus ini pun harus berbuntut panjang.
IA siswi kelas 3 SD yang dibully, kini trauma dan enggan berangkat sekolah karena kerap dimarahi di depan umum karena tunggakan bayar buku LKS.
Diketahui, oknum guru tersebut berinisial PA. Ia juga merupakan wali kelas korban.
Selain itu, PA juga pernah berstatus sebagai Plt Kepala Sekolah di sekolah setempat hingga akhirnya diganti.
"Guru tersebut statusnya juga ASN," ungkapKepala Bidang Pembinaan SD Disdikbud Indramayu, Untung Aryanto, kepada Tribun Cirebon, Kamis (20/3/2025).
Lanjut Untung, kebetulan pada Kamis merupakan hari terakhir PA bekerja sebagai ASN dan akan pensiun besok Jumat (21/3/2025).
Hal itu juga yang membuat PA tidak hadir dalam mediasi yang dilakukan Disdikbud Indramayu pada Kamis.
Mediasi tersebut hanya dihadiri orang tua korban dan pihak sekolah.
Sedangkan PA sedang mengurus proses pensiunnya.
Kendati demikian, ditekankan Untung, tindakan tegas akan dilakukan Disdikbud Indramayu untuk mencegah kasus serupa kembali terjadi.
"Langkah dari Disdikbud kami akan melakukan tindakan untuk melakukan pembinaan dengan tindakan yang terukur dan sesuai regulasi," ujar Untung.
Tindakan tersebut tentu turut mengacu pada regulasi yang berlaku.
Untung menyampaikan, pembinaan perihal sikap guru ini akan menjadi perhatian lebih oleh Disdikbud Indramayu.
Bagaimana pun, lanjut Untung, sudah menjadi kewajiban tenaga pendidik untuk melindungi anak didik, terutama selama berada di lingkungan sekolah.
Disdikbud Indramayu pun mengucapkan terima kasih kepada orang tua korban yang sudah melapor, sehingga menjadi masukan bagi pemerintah untuk melakukan pembenahan di dunia pendidikan.
"Karena bagaimana pun kami punya tupoksi untuk melindungi anak didik," ujar dia.
Pihak Sekolah Sempat Meminta Maaf
Sebelumnya, pihak sekolah telah meminta maaf atas kejadian oknum guru berinisial PA yang dinilai bertindak keterlaluan terhadap siswi SD gegara tunggakan membayar buku LKS senilai Rp120 ribu.
Saat ini, IA siswi kelas 3 SD tersebut mengalami trauma dan enggan sekolah karena kerap dimarahi di depan umum.
Oknum guru yang diduga merundung IA tersebut diketahui berinisial PA yang sekaligus merupakan wali kelas korban.
"Saya atas nama pribadi dan lembaga mohon maaf," ujar Plt Kepala Sekolah tempat IA sekolah, Ovi Novianti, seperti dikutip, Kamis (20/3/2025).
"Kemarin saya juga sudah sampaikan langsung permintaan maaf jika selama ini perlakukan dari pihak sekolah kurang berkenan di hati ibu dan bapak IA," imbuhnya.
Ovi menceritakan, secara pribadi, sebenarnya ia kurang mengetahui soal kejadian itu.
Pasalnya, Ovi statusnya adalah guru definitif di SDN 8 Margadadi Indramayu.
Ia pun baru ditunjuk menjadi Plt Kepala Sekolah tempat IA sekolah, belum lama ini.
Ovi juga meminta maaf karena kurang memantau aktivitas yang terjadi di sekolah tempatnya ditugaskan menjadi Plt Kepala Sekolah.
"Kemarin saya dapat telepon dari rekan-rekan di sini, katanya di sini sedang ada masalah," ujar dia.
Mengetahui soal kejadian ini, Ovi pun mengajak pihak sekolah langsung untuk melakukan itikad baik dengan bersilaturahmi ke rumah orang tua korban untuk mediasi.
Pihak sekolah juga menyampaikan permintaan maaf jika ada perilaku guru yang dirasa kurang berkenan.
Dalam hal ini, Ovi turut menyayangkan karena orang tua korban tidak curhat terlebih dahulu kepada dirinya yang merupakan Plt Kepala Sekolah.
Namun pihaknya juga memahami, karena orang tua korban tidak mengetahui bahwa Plt Kepala Sekolah sekarang ini dijabat oleh dirinya.
Ovi menilai, kejadian yang viral tersebut lebih kepada kesalahpahaman antara wali kelas dan wali murid.
Kemarin alhamdulillah sudah selesai dan diselesaikan secara kekeluargaan," ujar dia.
Di sisi lain, disampaikan Ovi, pihak sekolah sendiri juga sudah melakukan konfirmasi langsung dengan oknum guru yang bersangkutan.
Konfirmasi juga dilakukan kepada para siswi lainnya untuk mengetahui perilaku dari guru tersebut.
"Bahwa ibu PA ini memang marah pada anak-anak yang salah. Mohon maaf ya pak, guru juga manusia, ada salahnya, ada lupanya, ada khilafnya," ujar dia.
Ovi menyampaikan, sikap marah yang ditunjukkan oknum guru tersebut tujuannya lebih kepada mendidik anak.
Ia juga menyampaikan, bahwa mendidik sikap anak-anak tentu tidak mudah dan butuh proses yang tidak sebentar.
"Jadi kalau untuk bully tidak ada," ujar dia.
(***)